Selasa, 24 November 2015

Kurikulum Anak Usia Dini



A.     Pengertian Kurikulum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2014/2015 memenuhi kedua dimensi tersebut.
Menurut patmonedowo (1995) kurikulum adalah seluruh usaha/kegiatan sekolah untuk merangsang anak supaya belajar, baik didalam maupun diluar. Lebih lanjut, ia pun memberi batasan bahwa kurikulum adalah segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak di sekolah.

B.     Hakikat Kurikulum Anak Usia Dini
Kemampuan mana yang harus dimiliki anak agar secara sosial maupun pribadi dapat menyesuaikan diri dalam perubahan ini. Kemampuan tersebut adalah :
1.      Kemampuan  untuk berkomunikasi dengan baik, menghargai orang lain termasuk kemampuan untuk berkerjasama serta kesadaran akan adanya perbedaan pendapat, termasuk kemampuan untuk berfungsi secara baik sebagai anggota tim.
2.      Kemampuan untuk melakukan analisis terhadap situasi, membuat pertimbangan yang masuk akal dan memecahkan permasalahan yang baru yang dihadapi.
3.      Kemampuan untuk mengakses berbagai informasi melalui bebagai cara, termasuk kemampuan dalam bahasa lisan maupun tertulis, secara mampu menggunakan secara baik alat dan teknologi yang terus berkembang.
4.      Kemampuan untuk secara terus menerus belajar pendekatan yang baru, keterampilan-keterampilan baru dan pengetahuan-pengetahuan baru sesuai dengan kebutuhan perubahan.
Pendidikan bertujuan untuk menjadikan menusia indonesia seutuhnya, yanitu manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia yang beriman dan bertaqwa, manusia yang berakal dan bernalar tinggi dan manusia yang berbudaya. Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam rangka globalisasi dan otonomi daerah, program pendidikan harus mampu memberikan bekal bagi peserta didik agar menjadi menusia yang tangguh sehingga mampu survive dan mampu menyelesaikan diri dengan perubahan jaman.
Pendidikan anak usia dini diselengarakan dalam upaya membantu meletakkan dasar perkembangan semua aspek tumbuh kembang bagi anak 0-8 tahun. Usia dini merupakan masa peka untuk menerima rangsangan dan sangat menetukan dan bagi tumbuh kembang anak pada masa selanjutnya. Bagi anak yang memperoleh pendidikan usia dini diharapkan mereka akan dapat mengembangkan seluruh aspek tugas perkembangannya sehingga siap untuk menghadapi pendidikan secara lebih baik.  
C.    Kurikulum dan Rencana Pembelajaran
Dalam bukunya reaching potentials : Appropriate Curriculum and Assesment for Young Chidren (1982), Bredekamp dan Rosegrant menyarankan agar pengembangan kurikulum untuk PAUD mengikuti pola sebagai berikut :
1.      Berdasarkan keilmuan PAUD
Kajian keilmuan secara komprehensif hendaknya menjadi landasan pengembangan kurikulum. Pengetahuan, keterampilan, serta sikap merupakan satu kesatuan. Cara memperoleh pengetahuan dan keterampilan akan mempengaruhi sikap anak, begitu juga sebaiknya (katz and chard, 1989)
2.      Mengembangkan anak secaramenyeluruh
Tujuan keilmuan secara komprehensif hendaknya ditujukan untuk mengembangkan anak secara menyeluruh (the whole child), meliputi aspek fisik motorik, sosial, moral, emosional, dan kognitif. Disisi lain sikurikulum hendaknya mencerminkan sifat demokratis, adanya kebebasan untuk menentukan pilihan, keadilan, persamaan hak dan kewajiban, serta keterbukaan. Tujuan kurikuler hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.


3.      Relevan, menarik, dan menantang
Isi kurikulum hendaknya relevan, menarik, dan menantang anak untuk melakukan eksplorasi, memecahkan masalah, mencoba dan berfikir. Kurikulum yang efektif mengembangakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari konteks yang berarti dalam kehidupan anak.
4.      Mempertimbangkan kebutuhan anak
Perencanaan kurikulum hendaknaya mempertimbangkan kebutuhan anak, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat dan ideologi bangsa secara nasional. Kurikulum hendaknya realistic dan dapat dicapai oleh anak. Apa yang dipelajari naka hendaknya sesuai dengan apa yang diinginkan anak, masyarakat dan negara. Nasionalisme, kebudayaan, nilai-nilai, susila, norma hendakanya diperhatikan dalam menyusun kurikulum.
5.      Mengembangkan kecerdasan
Kurikulum hendaknya mengembangkan kemampuan anak berfikir, menalar, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah.
6.      Menyenangkan
Kurikulum disesuaikan dengan kondidi psikologi anak, sehingga anak merasa bisa, senang, rileks, dan nyaman belajar di TK.
7.      Fleksibel
Kurikulum bersifat fleksibel, baik tentnag isi maupun waktu agar dapat disesuaikan dengan perkembangan, minat dan kebutuhan setiap anak. Sebaiknya kurikulum TK bisa mengakomodasi hal-hal baru, menyediakan alternative dan memungkinkan anak untuk memilih kegiatan.
8.      Unified dan integrated
Kurikulum untuk TK bersifat unified dan ingtegrated, artinya tidak mengajarkan bidang studi sendiri-sendiri atau secara terpisah, tetapi secara terpadu dab terintegrasi melalui tematik unit.

Untuk menegembangkan kurikulum, sebaiknya guru perlu memperhatiakan hal-hal berikut :
a.       Dasar filosofis dan model TK mana yang akan dicapai, misalnya model froebel
b.      Dasar yuridis, yaitu aturan-aturan dari pemerintah yang berlaku secara nasional
c.       Prinsip dasar kurikulum PAUD, teori perkembangan anak, teori belajar dan pembelajaran  anka usia dini
d.      Kebutuhan anak dan pengetahuan awal yang telah dimilikinya
e.       Kebutuhan masyarakat dan kecendrungan perubahannya
f.       Kemampuan guru dan ketersediaan fasilitas di sekolah

D.    Fungsi kurikulum
1.      Fungsi kurikulum sebagai proses kognitif
Sebagai proses kognitif, kurikulum di pandang sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak, yaitu pengembangan kemampuan berfikir untuk menghadapi dan memecahkan permasalahan yang akan dihadapi.
2.      Fungsi kurikulum sebagai proses aktualiasi diri
Sebagai proses aktualisasi diri anak, kurikulum merupakan alat untuk memfasilitasi anak agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakat yang dimiliki sehingga setiap anak bisa mengenal terhadap dirinya sendiri dan tumbuh serta berkembang sebagai dirinya sendiri.
3.      Fungsi kurikulum sebagai proses rekonstruksi sosial
Sebagai proses rekonstruksi social, kurikulum dipandang sebagai alat untuk membekali anak dengan kemampuan agar menjadi anggota masyarakat yang tidak saja menerima atau menyesuaikan diri dengan “kehidupan” yang sudah ada, tetapi juga secara inivatif dan kreatif mengembangkan kehidupan kearah yang lebih produktif dan berkualitas.
4.      Fungsi kurikulum sebagai program akademik
Sebagai program akademik, kurikulum di pandang sebagai alat dan tempat belajar, dimana dari kegiatan belajar yang diprogram kurikulum anak dapat memperoleh pengetahuan yang di harapkan dapat membekali kemampuan untuk bisa “hidup” dalam zaman yang dilaluinya.

E.     Karakteristik Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dirancang dengan karakteristik sebagai berikut :
1)      Mengoptimalkan perkembangan anak yang meliputi: aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni yang tercermin dalam keseimbangan kompetensi sikap, pengetahun, dan keterampilan;
2)      menggunakan pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dalam pemberian rangsangan pendidikan;
3)      menggunakan penilaian autentik dalam memantau perkembangan anak; dan
4)      memberdayakan peran orang tua dalam proses pembelajaran.

F.     Tujuan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial-emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.

G.    Kerangka Dasar Kurikulum
1.      Landasan Filosofis 
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan sejumlah landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi anak agar menjadi manusia Indonesia berkualitas sebagaimana yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan menggunakan landasan filosofis sebagai berikut.
1)      Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, sehingga pendidikan diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Sehubungan dengan itu, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dirancang untuk dapat memberikan pengalaman belajar yang luas bagi anak agar mereka bisa memiliki landasan untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, serta  mengembangkan kemampuan sebagai pewaris budaya bangsa yang kreatif dan peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa.
2)      Anak adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk memberi inspirasi dan rasa bangga pada anak. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini memposisikan keunggulan budaya untuk menimbulkan rasa bangga yang tercermin, dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan berbangsa.
3)      Dalam proses pendidikan, anak usia dini membutuhkan keteladanan, motivasi, pengayoman/perlindungan, dan pengawasan secara berkesinambungan sebagaimana dicontohkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam filosofi: ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.
4)      Usia dini adalah masa ketika anak menghabiskan sebagian besar waktu untuk bermain. Karenanya pembelajaran pada PAUD dilaksanakan melalui bermain dan kegiatan-kegiatan yang mengandung prinsip bermain.

2.      Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat setempat. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat beragam. Satuan PAUD merupakan representasi dari masyarakat yang beragam baik dari aspek strata sosial-ekonomi, budaya, etnis, agama, kondisi fisik maupun mental. Untuk mengakomodasi keberagaman itu, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan secara inklusif untuk memberi dasar terbentuknya sikap saling menghargai dan tidak membeda-bedakan.

3.      Landasan Psiko-Pedagogis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan mengacu pada cara mendidik anak sebagai individu yang unik, memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda, dan belum mencapai masa operasional konkret, dan karenanya digunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan potensi setiap anak.
 
4.      Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan mengacu pada teori pendidikan berbasis standar dan kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berbasis standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal penyelenggaraan pendidikan. Standar tersebut terdiri dari standar tingkat pencapaian perkembangan anak, standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Proses pengembangan kurikulum secara langsung berlandaskan pada empat standar yakni standar tingkat pencapaian perkembangan anak, standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan. Sementara itu, empat standar lainnya dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung implementasi kurikulum. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi anak untuk mengembangkan kemampuan yang berupa sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.  Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini menerapkan pembelajaran dalam bentuk pemberian pengalaman belajar langsung kepada anak yang dirancang sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan usia anak.

5.      Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini adalah:
1)      Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun  1945;
2)      Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3)      Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan ke dalam Rencana  Pembangunan  Jangka  Menengah Nasional;
4)      Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor  32  Tahun  2013  tentang  Perubahan  Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; dan
5)      Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif.

H.    STRUKTUR KURIKULUM
Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pengorganisasian muatan kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan lama belajar.
1.      Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini berisi program-program pengembangan yang terdiri dari:
a.       Program pengembangan nilai agama dan moral mencakup perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama dan moral serta bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain.
b.      Program pengembangan fisik-motorik mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan kinestetik dalam konteks bermain.
c.       Program pengembangan kognitif mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan proses berpikir dalam konteks bermain.
d.      Program pengembangan bahasa mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain.
e.       Program pengembangan sosial-emosional mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kepekaan, sikap, dan keterampilan sosial serta kematangan emosi dalam konteks bermain.
f.       Program pengembangan seni mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni dalam konteks bermain.

2.      Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan gambaran pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD usia 6 (enam) tahun.
Kompetensi Inti mencakup:
a.       Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
b.      Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
c.       Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
d.      Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
e.        
Uraian tentang kompetensi inti-2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
KOMPETENSI  INTI
Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu menghargai dan toleran kepada orang lain, mampu menyesuaikan diri, tanggungjawab, jujur, rendah hati dan santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik, dan teman
3.      Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan awal anak serta tujuan setiap program pengembangan. Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti yaitu:
a.       Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
b.      Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
c.       Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan
d.      Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

Uraian Kompetensi Dasar untuk KI-2 adalah sebagai berikut:
Kompetensi inti
Kompetensi dasar
Kompetensi Inti Dasar Sikap Social
. Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerjasama, mampu menyesuaikan diri, jujur, dan santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik dan/atau pengasuh, dan teman
  1. Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
  2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu
  3. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif
  4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis
  5. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
  6. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
  7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih kedisiplinan
  8. Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian
  9. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau membantu jika diminta bantuannya
  10. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kerjasama
  11. Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri
  12. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggung jawab
  13. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur
  14. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun kepada orang tua, pendidik dan/atau pengasuh, dan teman

I.       Analisis Kompetensi Dasar Kurikulum Bidang Kompetensi Sosial
No
Indikator
Kegiatan
1.
Dapat melaksanakan tugas kelompok
Anak menyusun menara kubus dengan kelompok
2.
Dapat berkerjasama dengan teman
Anak bermain estafet
3.
Mau bermain dengan teman
Anak bermain masak-masakan dengan temannya
4.
Mau meminjamkan miliknya
Anak meminjamkan pensil kepada temannya
5.
Mau berbagi dengan teman
Anak mau berbagi makanan kepada temannya
6.
Saling membantu sesama teman
Anak membantu membukakan tutup minuman temannya
7.
Menghibur teman yang sedih
Anak menghibur temannya yang sedih dengan mengajak temannya bermain
8.
Mendo’akan teman yang sakit
Mendo’akan teman yang tidak datang ke sekolah karena sakit agar cepat sembuh dan bisa datang ke sekolah lagi
9.
Suka menolong
Anak membantu guru dalam membereskan mainan setelah kegiatan selesai
10.
Menghargai hasil karya teman/orang lain
Guru memuji karya anak, sehingga anak juga memuji karya temannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar