Kamis, 01 Oktober 2015

STRES AUD




BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN STRES
            Stres adalah suatu kondisi yang terjadi dikarenakan tekanan yang melebihi kemampuan maksimum seseorang secara psikologis sehingga tindakannya menjadi kurang terkontrol secara sehat serta terganggunya sistem metabolisme tubuh sehingga menimbulkan berbagai macam penyakit .
            Biasanya stres mudah terjadi kepada tipe orang yang perasa, kurang percaya diri, perfeksionis dan temperamental, dengan pemicu seperti beban fisik, ketidak puasan, kehilangan, kekhawatiran ataupun kegagalan menimbulkan efek stres yang kerkepanjangan.
            Stres adalah sesuatu keadaan yang tidak bisa kita dihindari karena merupakan bagian dari kehidupan manusia, tapi kita dapat mengkontrol stres agar tidak menjadikan hal yang buruk bagi hidup kita. Stres tidak selamanya buruk namun stres juga dapat bermanfaat bagi kehidupan seseorang seperti tantangan dan motivasi sehingga seseorang menjadi lebih maju, asalkan stres tersebut masih dalam kondisi yang wajar.
            Stres merupakan keadaan batin yang membuat orang tersebut mengalami perasaan khawatir, cemas, takut, merasa tidak aman, ledakan perasaan yang berlebihan dan berbagai tekanan lainnya yang membuat keseimbangan tubuh terganggu. Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya akan bereaksi sehingga memicu terjadinya bermacam reaksi biokimia di dalam tubuh, seperti kadar adrenalin aliran darah meningkat, gula, kolesterol dan asam lemak tersalurkan ke dalam aliran darah, tekanan darah naik dan jantung berdegup kencang, saat glukosa mengalir ke otak sehingga kadar kolesterol menjadi meningkat berakibat munculnya barbagai masalah bagi tubuh.
            Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
            Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
            Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
            Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.

B.     GEJALA-GEJALA AUD YANG MENGALAMI STRES
Seorang anak yang stres dapat diidentifikasi dengan memperhatikan tingkah lakunya. Reaksi-reaksi psikosomatik, termasuk problem pencernaan, sakit kepala, kelelahan, gangguan tidur, dan masalah sewaktu buang air, mungkin merupakan tanda-tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
            Tanda lainnya seperti sering menangis, senang menyendiri, rewel, tidak mau berangkat ke sekolah atau suatu tempat, membuat kenakalan di sekolah atau di lingkungan tempat bermainnya, penurunan nilai sekolah. Bahkan stres juga dapat menyebabkan penyakit fisik pada anak, misalnya merasa pusing, mual, diare, kelumpuhan akibat depresi, atau penyakit lainnya.
            Apabila seorang anak mengalami sakit dalam waktu lama dan setelah dikonsultasikan ke dokter tidak ditemukan penyebab pastinya, maka tidak ada salahnya bila Anda meminta bantuan seorang psikolog, karena penyakit tersebut bisa saja bukan disebabkan virus, bakteri atau kerusakan pada tubuh melainkan disebabkan pikiran anak yang sedang stress.

Gejala-gejala stress pada anak adalah sebaga berikut:
1.                    Anak menampilkan tanda-tanda depresi
2.                    Mudah marah dan kehilangan minat pada aktivitas pavoritnya
3.                    Lelah, gelisah dan agitasi
4.                    Mengeluh sakit fisik seperti sakit perut (mencret) ataupun sakit kepala
5.                    Minat belajar menurut dan prestasi yang anjlok
6.                   Kemungkinan anak akan berubah tingkah laku dari seorang yang ramah menjadi pendiam, ataupun sebeliknya dari seorang yang penurut menjadi seorang yang sering membantah
7.                   Anak berubah menjadi seorang pembohong bahkan mencuri atau melakukan perbuatan jahat lainnya sebagai bentuk pelarian.
8.                   Anak kurang bertanggung jawab terhadap tugas-tugas rumah
9.                   Anak menjadi lebih tergantung dengan orang tua atau mengacuhkan orang tua
10.                Kurang percaya diri dan bersikap malas
            Gejala-gejala stress pada anak harus cepat ditanggulangi sebelum gejala-gejala tersebut mengalami generalisasi terhadap tingkah laku negatif lainnya. Anak yang stress berat bahkan bisa bersikap destruktif (merusak) bahkan bunuh diri jika tidak cepat ditanggulangi.
            Secara umum gejala atau tanda-tanda stres pada anak dapat dikelompokkan dalam beberapa katagori:
a) Gejala fisik: seperti ngompol, sulit tidur, menurunnya napsu makan, gagap, sakit perut, sakit kepala, dan mimpi buruk,
b) Gejala emosi: ditandai dengan rasa bosan, tidak adanya keinginan untuk berpartisipasi pada aktivistas di rumah maupun di sekolah, takut, marah, menangis, kebiasaan berbohong, mengasari teman, atau memberontak terhadap aturan-aturan, bereaksi secara berlebih-lebihan terhadap masalah-masalah yang kecil, dan perubahan drastis dalam penampilan akademik;
c) Gejala kognitif: ditunjukkan melalui ketidakmampuan berkonsentrasi atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan sekolah, dan suka menyendiri dalam waktu yang lama;
d) Gejala tingkah laku: ditunjukkan dengan ketidakmampuan mengontrol emosi, menunjukkan sikap brutal dan keras kepala, dan perubahan tingkah laku jangka pendek seperti temperamen yang berubah-ubah dan perubahan dalam pola tidur, munculnya kebiasaan-kebiasaan baru seperti mengisap jempol, memutar-mutar rambutnya, atau mencubit-cubit hidung.

C.    EFEK-EFEK STRES TERHADAP AUD
Stress dapat menghambat perkembangan anak baik itu fisik maupun psikisnya sehingga membuat perkembangan anak tidak optimal dan akan dapat membawa dampak buruk pada kehidupan anak kedepan, untuk itu orang tua peru mengetahui apa-apa saja hal yang membuat anak stres dan orang tua harus berusaha mengindari hal itu, dan juga cara mengatasi stres tersebut agar perkembangan anak optimal dan sesuai dengan yang diharapkan.

D.    KEBIASAAN-KEBIASAAN AUD YANG MENGALAMI STRES
1.      Menggunakan dot
Anak sedang berada dalam tahap ingin madiri, ingin melakukan segalanya sendiri, tapi melangkah menjauhi Anda dan terjun ke dunia yang tidak diketahuinya adalah hal yang menakutkan. Di situlah dot atau empeng memberikan bantuan, saat anak merasa takut atau asing, dot menjadi sumber kenyamanan yang dikenalnya.
2.      Tidak bisa melepaskan barang kesayangannya
Anak ingin memiliki jaminan, terutama ketika dia sedang melawan ketakutannya (dari gelap, orang asing, suara keras) dan saat menguji kemerdekaannya. Pada umur 5 tahun atau lebih cepat dari itu, dia mungkin akan melonggarkan cengkramannya.
3.      Memutar-mutar rambut
Memutar-mutar rambut adalah kegiatan menyamankan diri. Ini adalah cara anak kecil untuk mengatasi stres.
4.      Hoby Menghisap Jempol
      Ketika seorang anak memasukkan ibu jarinya ke dalam mulutnya, bibirnya membentuk pertahanan di sekitar ibu jari, dan mengisap bibir, pipi, dan lidah. Permukaan telapak tangan ibu jari biasanya menghadap ke atas. Biasanya tangan lain anak menggosok bagian tubuh lainnya seperti telinga atau rambut, atau benda kesukaan seperti boneka atau selimut.
      Meskipun di tahun pertama dan kedua kehidupan sangat umun, namun kebiasaan menghisap jempol secara bertahap akan berkurang dengan bertambahnya umur pada anak. Lebih khusus lagi pada masyarakat kita, sekitar 40% dari anak usia 1 tahun, 20% dari anak usia 5 tahun, dan 5% dari anak berusia 10 tahun aktif menghisap jempol. Dengan demikian, kebanyakan anak secara alami mengatasi kebiasaan itu, tapi ada yang  berlanjut hingga anak menjadi remaja dan dewasa. Dari anak-anak yang sering menghisap jempol pada beberapa tahun pertama kehidupan, sekitar 50% akan menghentikan kebiasaan itu pada usia 5 tahun, 75% pada usia 8 tahun, dan 90% pada usia 10 tahun. Anak akan mulai menghisap jempol pada usia 9 bulan. Anak  perempuan lebih banyak menghisap jempol dibandingkan dengan anak laki-laki.
5.      Menggigit Kuku
      Survey menunjukkan bahwa sejumlah besar anak-anak yang menggigit kuku, akan terus menggigit kuku mereka sehingga kuku mereka menjadi jelek, nyeri atau pendarahan. Kebiasaan menggigit kuku ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Penggigit kuku sering merasa malu untuk menampilkan kuku mereka didepan umum dan dapat muncul kecemasan serta tidak nyaman dalam situasi sosial. Meskipun sangat umum, menggigit kuku adalah salah satu kebiasaan yang paling sulit untuk dimodifikasi.
6.      Gangguan Tidur.
      Nilai tidur yang cukup untuk anak-anak adalah penting, tidak hanya untuk fungsi yang tepat dari berbagai sistem tubuh, tetapi juga untuk kesejahteraan psikologis anak.
      Gangguan tidur ringan yang sangat umum terjadi pada anak terutama di usia 2 tahun, dan pada anak usia 3 sampai 5 tahun. Mimpi yang mengganggu dan gelisah dalam tidur adalah dua gangguan yang paling umum. Untuk sekitar sepertiga dari anak usia 3 sampai 10 tahun, mimpi yang mengganggu akan hadir.
      Meskipun gangguan tidur yang ringan dan sementara adalah kejadian biasa di masa kecil, kesulitan tidur yang parah adalah tanda-tanda awal gangguan emosional pada anak. Misalnya jika masalah parah dan kronis, seperti banyak terjaga pada waktu malam atau mimpi buruk hampir setiap malam dalam jangka yang panjang, maka mungkin ada gangguan emosional yang serius yang membutuhkan konseling profesional.


E.     KONDISI YANG MENYEBABKAN AUD MENGALAMI STRES
            Stres pada anak dapat terjadi pada berbagai usia, bahkan sejak usia dini, sejak dalam kandungan. Bila ibu yang mengandung mengalami stres, janin yang ada dalam kandungan juga akan merasakannya. Detak jantung janin menjadi tidak teratur, sehingga persediaan oksigen dan sari makanan berkurang. Seiring pertambahan usia terutama saat masa remaja, berbagai penyebab dapat memicu stres pada anak, di antaranya adalah:
1.                    Makanan
            Kurangnya kandungan gizi pada makanan dapat menyebabkan pertumbuhan anak tidak optimal dan suplai gizi yang diperlukan tubuh tidak tercukupi sehingga dapat menimbulan stres. Begitu juga, konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan, karena makanan tersebut memiliki kandungan gula yang berlebih dan minim gizi untuk tubuh.
2.                    Kurang tidur
Terlalu banyak bermain atau menonton televisi membuat anak kekurangan jam tidurnya. Untuk anak yang telah bersekolah, banyaknya tugas dari sekolah, kegiatan ekstrakurikuler atau kursus yang berlebihan membuat anak kekurangan waktu dan harus menghabiskan waktu untuk menyelesaikan tugasnya sehingga jam tidur berkurang. Kurang tidur dapat menyebabkan emosi dan pikiran anak menjadi tidak stabil dan rentan mengalami stres.
3.                    Lingkungan keluarga
Pertengkaran orang tua atau perceraian dapat menyebabkan ketakutan pada anak. Hal ini wajar, karena seorang anak sangat mendambakan kasih sayang orang di sekelilingnya, terutama orang tuanya untuk membuatnya merasa aman dan terlindung.
4.                    Pola asuh orang tua
            Secara umum, pola asuh orang tua terdiri dari 3 macam. Pertama, authoritarian di mana orang tua bersikap otoriter, tidak memberi anak kebebasan dan memaksa anak agar memenuhi tuntutan orang tua bahkan menganiaya anaknya. Kedua, permissive yaitu orang tua sangat membebaskan anaknya walaupun seorang anak belum dapat membuat keputusan dengan tepat dan membiarkan kesalahan anak. Ketiga, authoritative yaitu orang tua menentukan dengan jelas konsekuensi dari setiap tindakan yang diambil, mereka tidak mengekang anak secara berlebihan juga tidak membebaskannya, tetapi terus memberi perhatian pada anak dan berusaha membentuk anak yang mandiri. Pola authoritative ini yang paling baik untuk membentu kepribadian anak. Stres dapat terjadi pada anak apabila dia merasa tidak dapat memenuhi tuntutan orang tuanya ataupun karena dia harus mengalami konsekuensi buruk akibat kesalahan keputusan yang diambilnya.
5.                    Tekanan dari teman
Dalam pergaulannya, seorang anak tidak ingin berbeda dari anak-anak lain dari kelompoknya. Perbedaan seorang anak, mungkin karena fisik atau sifatnya dapat memancing ejekan dari teman-temannya. Ini pula yang dapat menyebabkan seorang anak merasa stres karena merasa tidak dapat diterima oleh teman-temannya
6.                    Kematian orang tua
Anak akan merasa bersalah. Anak memandang bahwa orang tua meninggal karena kesalahannya yang sering membuat orang tuanya marah.
7.                    Perceraian.
Anak merasa ditelantarkan. Logika seorang anak mengatakan bahwa jika orang tua dapat berhenti mengasihi satu sama lain, mereka pun dapat berhenti mengasihi dia.
8.                    Pertengkaran orang tua
Anak ketakutan saat melihat orang tua bertengkar. Pertengkaran orang tua dapat menimbulkan stres berat sehingga mengakibatkan muntah-muntah, tanda-tanda ketegangan pada wajah, kerontokan rambut, naik atau turunnya berat badan, dan bahkan bisul-bisul.
9.                    Kesalahan.
Anak memandang kesalahan seperti penghinaan. Karena memiliki citra diri yang labil, anak-anak cenderung memandang segala sesuatu jauh melampaui porsinya. Ia mendapati bahwa penghinaan adalah salah satu penyebab umum bunuh diri di kalangan anak-anak.
10.                Cacat
Seorang anak yang cacat fisik atau mental mungkin harus menanggung ejekan dan ketidaksabaran guru dan anggota keluarga yang menyatakan kekecewaan atas apa yang sama sekali di luar kesanggupannya. Hal ini akan menyebabkan frustasi pada anak.
12 Tugas Sekolah
      Tugas sekolah atau pekerjaan rumah (PR) yang bertubi-tubi dan bertumpuk, bisa membuat anak kewalahan, lelah dan stres. Materi pelajaran yang terlalu banyak dan padat, serta jam sekolah yang terlalu lama juga bisa menimbulkan stress. Di samping itu, suasana belajar yang tidak nyaman dan metode pembelajaran yang kurang efektif (kurang menyentuh aspek emosional/afektifnya) bisa membuat anak sulit mengikuti dan menyesuaikan kemampuannya, sehingga lama-lama anak menjadi malas, jenuh dan stres menghadapi pelajaran di sekolah. Memaksakan anak mengikuti kegiatan les atau kursus tertentu yang tidak sesuai dengan keinginannya juga bisa menimbulkan hal yang sama.

F.     CARA MELATIH ANAK DALAM MENGHADAPI STRES
           Stres yang dialami si kecil bisa berawal dari hal-hal yang kita anggap biasa, seperti berebut mainan dengan temannya, cara dan ekspresi kita saat menegurnya atau tugas sekolah. Jika ia stres dengan hal tersebut, maka ia akan mengalami kegelisahan. Hal ini bisa berlarut-larut jika kita biarkan. Ketika si kecil menunjukkan gejala-gejala stres bahkan depresi, segera dekati dan ajak ia bicara, dan tanyakan penyebabnya dengan cara yang tidak membuatnya merasa diserang atau dipaksa. Mulailah berbicara, ngobrol sebagai sahabat sekaligus orang tuanya untuk menyiapkan kemungkinan mengeliminasi penyebab kegelisahannya dan mengatasinya. Orang tua bisa mengajarkan anak berlatih menghadapi dan mengurangi kadar stres dengan relaksasi ringan ala Michele Borba, pengarang Big Book of Parenting Solution seperti dilansir kompas.com berikut ini.
1.        Melatih pernapasan
     Ajarkan si kecil untuk meniupkan kekhawatirannya lewat hembusan napas. Ajar mereka untuk melakukan gerakan seakan meniup balon yang ada di dalam perutnya. Gerakan ini dimaksudkan agar si kecil menghirup napas yang dalam, tahan hingga 3 hitungan, lalu hembuskan sambil mengeluarkan suara “aaaa”. Letakkan telapak tangan si kecil pada perutnya untuk ia merasakan napasnya yang masuk ke dalam perutnya. Seringnya si kecil bernapas dengan dada dengan gapah, bukan dengan perutnya. Mengambil napas dalam-dalam dan perlahan adalah cara termudah untuk meredam stres dan membiarkan kekhawatiran mereda.
2.        Membiarkan ketegangan melayang
     Coba minta anak Anda untuk menegangkan setiap otot pada tubuhnya dan kaku seperti kayu, sehingga setiap tulang pada tubuhnya tegang. Tunggu beberapa saat, lalu dalam hitungan cepat, minta ia untuk membuat tubuhnya sangat lunglai. Saat ini dilakukan berulang kali, ia akan mengetahui cara membuat tubuhnya relaks. Ketika ia sudah mengenali tubuhnya sendiri, ia bisa menyadari bagian-bagian mana pada tubuhnya yang terasa kaku ketika ia sedang dalam tekanan (stres), entah itu lehernya, pundaknya, atau rahangnya. Ketika salah satu bagian pada tubuhnya menegang akibat stres, minta ia untuk menutup matanya, berkonsentrasi pada titik tersebut, buat bagian tersebut menegang selama 4 detik, lalu lemaskan. Saat melakukan teknik ini, minta ia untuk membayangkan stres dan kekhawatirannya terbang mengawang dari atas kepalanya dan jari-jari kakinya hingga ia benar-benar merasa tenang dan kalem. 

G.    Hal yang perlu diperhatikan dalam Membantu Anak yang Mengalami Stres
           Sebagai manusia yang belum berpengalaman dan kapasitas otak yang belum optimal, seorang anak tidak memiliki kemampuan untuk mencari solusi dari stres yang dideritanya sehingga perlu mendapat bantuan dari orang dewasa untuk dapat mengatasi kesulitannya sehingga stres yang dialaminya tidak berkepanjangan.Bila ada indikasi anak Anda mengalami stres, hindari untuk merasa panik berlebihan karena bila Anda panik maka Anda dapat pula menderita stres sehingga tidak dapat membantu anak Anda. Yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak Anda adalah:
1.      Perbaiki pola asuh Anda
     Bila selama ini Anda cenderung otoriter atau sebaliknya serba boleh, sebaiknya Anda mengubah pola asuh Anda agar anak Anda tidak merasa terbebani dengan tuntutan yang berlebihan. Sebaliknya, berikan aturan yang jelas, mengapa aturan tersebut diberikan dan konsekuensi apabila peraturan dilanggar. Jangan lupa untuk memberikan pujian jika anak Anda bersikap positif, tetapi berikan teguran atau disiplin apabila anak melakukan pelanggaran serta penjelasan mengapa disiplin diberikan dan bukan karena orang tua membenci anaknya.
2.      Jangan buat tuntutan yang berlebihan
     Orang tua menginginkan anaknya mencapai yang terbaik, tetapi jangan tetapkan target yang tidak dapat dicapai oleh anak. Jangan pula mengritik atau membanding-bandingkan seorang anak dengan orang lain. Terimalah seorang anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Jika seorang anak gagal mencapai tuntutan yang Anda berikan, jangan menghukum atau mengejeknya, tetapi bantulah anak agar dapat menjadi lebih baik di kemudian hari. Kegagalan yang dialami anak sekarang bukan berarti dia tidak dapat menjadi lebih baik dan bukan berarti akhir segalanya.
3.      Buat kedekatan dengan anak dan komunikasi yang terbuka
     Kedekatan orang tua dengan anak akan membantu seorang anak terbuka terhadap orang tua dan leluasa menjadikan orang tua sebagai tempat curhat. Anak dapat menceritakan kejadian yang tidak menyenangkan yang dialaminya saat di sekolah atau di luar rumah. Orang tua, sebagai manusia yang lebih berpengalaman dapat memberikan solusi yang baik untuk anak atau mengambil tindakan yang diperlukan agar kejadian tidak menyenangkan dapat dihindari. Ini sangat baik dibandingkan jika anak menceritakan permasalahannnya kepada teman sebaya atau orang lain yang tidak tepat yang dapat memberikan saran yang membuatnya semakin terpuruk.
4.      Ciptakan keluarga yang harmonis
     Hubungan ayah ibu yang harmonis, kedekatan dengan kakak adik dan anggota keluarga lain membuat anak merasa nyaman dan betah di rumah, membantunya terhindar dari pergaulan buruk yang dapat menimbulkan berbagai masalah yang dapat membuat anak stres. Selain itu, dengan keluarga harmonis dapat menghindari terjadinya pertengkaran bahkan perceraian yang akan mengganggu kestabilan emosi anak.
5.      Bentuk anak yang mandiri
     Seorang anak pada saatnya harus menjadi mandiri, karena tidak mungkin orang tua terus menerus mengawasinya. Maka, bantu anak dengan melatihnya untuk membuat keputusan yang diperlukan. Misalnya, saat seorang anak menanyakan apakah suatu tindakan boleh dilakukan atau tidak, ajak anak berdiskusi apa hal baik dan hal negatif yang akan terjadi jika anak melakukan hal tersebut. Hal ini dapat membantu anak jika suatu saat ia harus membuat keputusan tanpa bantuan orang tua. Anak yang mandiri juga akan lebih dpaat menyelesaikan masalahnya dan menangani saat dia merasa tidak nyaman sehingga mencegah anak mengalami stres.

6.      Beri keleluasan yang wajar untuk anak
     Untuk hal-hal yang tidak terlalu prinsip, berikan keleluasan pada anak. Misalnya dalam menentukan kegiatan ekstrakurikuler atau kursus yang akan diikutinya. Biarkan anak menyalurkan hobinya sehingga anak tidak merasa terkekang dan menikmati aktivitasnya.
7.      Berikan makanan sehat dan tidur cukup
     Karena asupan gizi dapat mempengaruhi stres anak, maka sajikan makanan yang bergizi untuk Anda, jangan membiasakannya dengan makanan cepat saji, soft drink, atau jajanan lain yang tidak bergizi. Juga biasakan anak agar makan dengan teratur dan tepat waktu. Sedangkan untuk membantu anak cukup tidur, bantu anak agar memiliki jadwal yang baik, tentukan kapan dia boleh bermain, kapan harus mengerjakan tugas dan jadwal lainnya sehingga anak memiliki waktu untuk tidur siang dan tidak sampai harus tidur larut malam untuk mengerjakan tugasnya. Perhatian dan kasih sayang yang dari orang tua tertutama yang dibutuhkan anak dan membantu anak terhindar dari stres. Maka, terus dukung, latih dan asuh anak Anda agar dia dapat menikmati hari-harinya dengan ceria





DAFTAR RUJUKAN
Christian,M.2005.Jinakkan stress.Bandung:Nexx Media
Smet,Bart.1994.Psikologi kesehatan.Jakarta:Gramedia.