Makanan sehat untuk anak
1.Penyusun
menu
a.Pengertian
menu sehat
Suatu
menu adalah susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis dan
saling melengkapi untuk kebutuhan makanan seseorang.Dalam hal
kesehatan,seringkali istilah menu adekuat
yaitu menu yang mengandung semua golongan bahan makanan yang dibutuhkan dengan
memperhatikan keseimbangan unsure-unsur gizi yang terkandung didalamnya.
Konsep
menu adekuat menekankan adanya unsure-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh
dalam keadaan seimbang.Unsur-unsur gizi yang diperlukan tubuh dalam keadaan
seimbang.Unsur gizi yang diperlukan tubuh ini digolongkan atas pemberi tenaga
atau energy,penyokong pertumbuhan,pembagun dan pemelihara jaringan tubuh serta
pengatur metabolism dan berbagai keseimbangan dalam sel tubuh.
Untuk
dapat menyususn menu yang
adekuat,seseorang perlu memiliki pengetahuan mengenai bahan makanan
dan zat gizi,kebutuhan gizi seseorang serta pengetahuan hidangan dan
pegolahannya.menu sehari berarti susunan hidangan untuk satu hari,terdiri dari
beberapa waktu makan yaitu makan pagi,makan siang,makan malam,serta makan
selingan antara makan pagi dengan makan siang serta antara makan siang dengan makan malam.
b.Syarat
penyusun menu
Suatu
susunan hidangan sehari-hari secara umum harus memenuhi beberapa fungsi.Pertama
mengandung makanan yang memuaskan selera serta memberikan rasa kenyang.Kedua
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan
untuk berada dalam kondisi tetap sehat serta
dapat melakukan kegiatan sehari-hari.Ketiga memenuhi nilai-nilai social
budaya yaitu kebiasaan,pantangan dan sebagainya dari masyarakat yang
mengomsumsi.Keempat,biaya terjangkau bagi konsumennya.
Disampaing
keempat hal tersebut perlu diperhatikan beberapa hal lain yang menunjang
selutuh proses komsumsi seseorang yaitu kebersihan,pengolahan yang tepat
sehingga enak dimakan suasana menyenangkan ketika makan.
Dalam
meyusun menu hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berkut:
a.
Kombinasi
rasa yaitu asin,manis,asam,pahit,pedas jika disukai
b.
Kombinasi
warna hidangan yaitu warna merah,hijau,cokelat,kuning dan sebagainya.
c.
Variasi
bentuk potongan yaitu persegi,panjang,tipis,bulat dan sebagainya
d.
Variasi
kering atau berkuah karena ada jenis hidangan berkuah banyak seperti sup,sayur
asam maupun yang sedikit kuah seperti,tumis sayur,sambal goreng serta yang
kering seperti ikan goreng ,kering tempe.
e.
Variasi
teknik pengolahan yaitu ada hidangan yang diolah dengan teknik pengolahan
digoreng,direbus,disetup dan lain-lain sehingga member penampilan,tekstur dan
rasa berbeda pada pada hidangan tersebut.
2. Menu
makana pada berbagai tahapan perkembangan anak
UMUR 0-6
BULAN
* Anjuran pemberian makan
Sampai umur 6 bulan
- Beri ASI
setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi, siang, sore
maupun malam.
- Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI eksklusif).
- Susui/teteki bayi dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian.
UMUR 6 – 12
BULAN
Anjuran pemberian makan
* Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
* Umur 6-9 bulan, kenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk lumat dimulai
dari bubur susu sampai nasi tim lumat, 2 kali sehari. Setiap kali makan
diberikan sesuai umur :
- 6 bulan : 6 sendok makan
- 7 bulan : 7 sendok makan
- 8 bulan : 8 sendok makan
* Umur 9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI, dimulai dari bubur nasi sampai
nasi tim, 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur:
- 9 bulan : 9 sendok makan
- 10 bulan: 10 sendok makan
- 11 bulan: 11 sendok makan
* Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping ASi.
* Pada makanan pendamping ASI, tambahkan telur ayam / ikan / tahu / tempe /
daging sapi / wortel / bayam / kacang hijau / santan / minyak pada bubur nasi.
* Bila menggunakan makanan pendamping ASI dari pabrik, baca cara memakainya, batas
umur dan tanggal kadaluwarsa.
* Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti : bubur
kacang hijau, pisang, biscuit, nagasari, dsb.
* Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis, air tomat saring.
* Mulai mengajari bayi minum dan makan sendiri menggunakan gelas dan sendok.
UMUR 1 – 2
TAHUN
Anjuran pemberian makan
* Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
* Beri nasi lembik 3 kali sehari.
* Tambahkan telur/ayam/ikan/tem-pe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak
pada nasi lembik.
* Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti: bubur
kacang hijau, pisang, bis-cuit, nagasari, dsb.
* Beri buah-buahan atau sari buah.
* Bantu anak untuk makan sendiri..
UMUR 2 – 3
TAHUN
Anjuran pemberian makan
* Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari
nasi, lauk pauk, sayur dan buah.
* Beri makanan selingn 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang
hijau, biscuit, nagasari.
* Jangan berikan makanan yang manis dan lengket diantara waktu makan.
UMUR 3 – 5
TAHUN
Anjuran
pemberian makan : sama dengan anak umur 2 – 3 tahun
3.Pengolahan
makan
Pengolahan
makanan sangat menentukan hasil dan kualitas suatu masakan. Oleh sebab itu
perlu pengolahan makanan yang baik untuk nutrisi optimal artinya cukup untuk
memenuhi gizi. Kita
tentunya berharap bahwa makanan yang kita masak dapat memenuhi nutrisi bagi
yang memakannya, sehat dan bergizi.
Pengolahan
makanan,baik untuk keluarga maupun masyarakat,perlu mengetahui bahwa proses
pengolahan makanan dapat meningkatkan mutu makanan yang dikomsumsi misalnya
lebih baik dan mudah dicerna.
Namun
dapat juga terjadi hal yang merugikan yaitu bahwa selama proses pengolahan
beberapa zat gizi yang ada pada bahan makanan dapat rusak atau hilang.Oleh
sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap dalam proses pengolahan beberapa zat
gizi yang ada pada bahan makanan dapat rusak atau hilang.Oleh sebab itu perlu
di perhatikan tahap-tahap dalam proses penyiapan makanan dapat rusak atau hilang.Oleh sebab itu perlu diperhatikan
tahap-tahap dalam proses penyiapan makanan yaitu penyiangan,bahan
makanan,pencucian,pemotongan dan pengolahan atau pemasakan dengan proses
pemanasan sebaga berikut :
a. Pencucian
dan penyiangan bahan makan
Pencucian
makanan perlu dilakukan karena bahan makan yang berasala dari bawah tanah
sehingga membawa kotoran dari tanah,tapi juga ada bahan makanan yang kotor
karena serangga atau pun dicuci dengan air tidak bersih sehingga mengandung
kotoran atau racu limbah yang ada dalam air pencucinya.Proses pencucian
sebaiknya sebelum dipotong dengan mengunkan air bersih yang mengalir.
Bahan
makan nabati pada umumnya perlu pembersihan dari bagian-bagian yang tidak
dimakan misalnya kulit,batang yang keras,bijian yang tidak temakan ,serat yang
keras,bagian yang busuk atau rusak dimakan binatang atau serangga.Bahan makan
lain yang disiangi adalah ikan,perlu secepatnya dibuang ingsang dan isi
pelarutnya untuk mencegah terjadinya proses pembusukan yang cepat.
b. Pemotongan
bahan makan
Pemotongan
bahan makan bertujuan untuk memudahkan makan masuk kedalam mulut dan
mengunyah,terutama bahan makanan yang agak liat dank keras.Pada proses
pemotongan atau penghalusan bahan makan ini,zat-zat gizi mudah keluar dari
sel.Dalam keadaan ini bahan makan mudah terkena udara yang mengandung oksigen
dan dapat merusak zat tersebut (terjadi oksidasi)Zat gizi yang rusak oleh oksidasi
udara adalah thiamin dan vitamin A atau provitaminnya.
Disampin
itu,enzim yang dapat memecahkan zat gizi juga dapat bekerja sehingga
mempercepat pembusukan.Maka sebaiknya bahan makanan dipotong atau dihaluskan
dengan jarak waktu dekat pada saat pengolahannya.Setelah pemotongan dapat
diberi bumbu untuk memperlambat pembusukan dan menambah rasa bahan makanan.
c. Proses
Pengolahan atau Pemasakan
Umumnya pengolahan dilakukan dengan
mempergunakan panas,baik panas langsung seperti membakar sate,maupun panas
tidak tidak langsung yaitu menggunakan bahan perantara seperti
menggoreng,merebus.Panas ini mengubah sifat-sifat kimia makan yang
berakibat.Lebih lanjut padat sifat-sifat gizi.
d. Pengaruh
Pengolahan makanan
Pengaruh-pengaruh yang terjadi
adalah:
1)
Pecahnya
diding sel
Zat berada dalam selbahan
makanan,terlindungi dari hal-hal yang dapat merusaknya atau mengganggunya.
2)
Melemahkan
dan mematikan mikroba
Berbagai mikroba terdapat didalam bahan makanan,ada
yang tahan panas dan ada yang tidak. Beberapa mikroba yang bersifat pathogenic
dan menyebabkan penyakit tidak tahan panas yang cukup tinggi dan lama.
3)
Menugubah
berbagai zat gizi secara positif dan negative
Beberapa bahan makanan memiliki truktur yang tertutup
yaitu berada dalam suatu kantung misalnya karbonhdrat dari nabati.
4)
Pemasakan
yang terlalu tinggi dapat menimbulkan zat carcinogenic
Pada bahan nabati maupun hewan yang
diolah dengan panas tinggi sehingga menjadi hangus,dapat terbentuk
ikatan-ikatan yang bersifat carcinogenic yaitu merangsang terjadinya kanker.
5) Panas
dapat meniadakan zat-zat toksik
Beberapa bahan makanan nabati maupun hewani mengandung
zat toksin atau racun alami.Panas dapat menetralkan pengaruh zat-zat toksi ini .Misalnya dalam
daging ikan tertentu terdapat enzim yang merusak zat gizi dengan pemanasan
tertentu dan waktu tertentu,pengaruh tersebut dapat dihilangkan.
Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa ada pengaruh
negative dan positif dalam proses penyiangan,pemotongan,dan pengolahan
makanan.Maka perlu diperhatikan proses ini agar tidak dialami kerugian.
4.Makan
Jajanan Anak
Makanan
jajanan memegang peranan penting dalam memberikan kontribusi tambahan untuk
kecukupan gizi, khususnya energi dan protein. Kebiasaan jajan di sekolah
terjadi karena 3-4 jam setelah makan pagi perut akan terasa lapar kembali.27
Rendahnya sumbangan zat gizi dari makanan jajanan yang disebabkan sebagian
besar anak sekolah dasar mengonsumsi makanan jajanan yang kandungan zat gizinya
kurang bervariasi karena hanya terdiri dari 1 atau 2 jenis zat gizi saja.
Makanan jajanan sebaiknya tidak dikonsumsi pada waktu makan utama. Konsumsi
jajanan dapat menjaga kecukupan energi anak sebelum waktu makan utama tiba.
Namun, konsumsi jajanan yang berlebihan juga dapat menyebabkan peningkatan berat
badan apabila pilihan jajanan berupa makanan yang tinggi kalori, lemak, gula,
dan rendah zat gizi yang dibutuhkan oleh anak-anak. Banyak iklan makanan yang
menawarkan jajanan seperti keripik, kue kering, permen, dan minuman soda yang
tidak termasuk pilihan jajanan yang baik.29
Pemilihan makanan jajanan merupakan salah satu bentuk
perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan merupakan hal-hal yang berkaitan dengan
tindakan atau kegiaan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Perilaku sendiri dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi
manusia dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya
perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern
mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi, dan sebagainya
yang berfungsi mengolah rangsang dari luar. Sedangkan faktor ekstern meliputi
lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial
ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya.30
Pemilihan
makanan jajanan merupakan perwujudan perilaku.9 Faktor yang mempengaruhi
pemilihan makanan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu faktor terkait makanan,
faktor personal, dan faktor sosial ekonomi dalam konteks pemilihan makanan.
Faktor terkait makanan meliputi kandungan gizi, sertakomponen kimia dan fisik
makanan. Faktor personal meliputi persepsi sensori seperti aroma, rasa, dan
tekstur, sedangkan faktor sosial ekonomi meliputi harga, merk, ketersediaan,
serta budaya.10
Bahaya
makanan jajanan sekolah dan makanan umum lainnya bisa muncul untuk jangka
pendek, bisa juga pada jangka panjang.Jangka pendek, terjadi keracunan makanan
sebab tercemar mikroorganisme, parasit, atau bahan racun kimiawi (pestisida).
Muntah dan diare sehabis mengonsumsi jajanan paling sering ditemukan.Bahaya
jangka panjang jajanan yang tidak menyehatkan apabila bahan tambahan dalam
makanan-minuman bersifat pemantik kanker, selain kemungkinan gangguan kesehatan
lainnya.
Upaya orangtua untuk
mencegah anak jajan sembarangan
Peran orang tua sangat
diperlukan agar anak-anak tidak jajan sembarangan. Orang tua, khususnya para
ibu, harus menjelaskan tentang bahaya jajanan dan panganan tersebut. Memberi
pengertian kepada anak-anak memang tidak mudah, apalagi bagi anak-anak yang
sudah terbiasa mengkonsumsi jajanan tersebut. Berikut adalah tips agar anak
tidak jajan sembarangan di sekolah:
1. Selalu
konsumsi panganan sehat di rumah
Mulailah dengan memberi
contoh selalu mengkonsumsi makanan yang sehat di rumah, termasuk cemilan.
Siapkan cemilan yang termasuk panganan sehat dan bebas dari bahan berbahaya dan
jangan lupa selalu ingatkan agar sebelum mengkonsumsinya untuk mencuci tangan
pakai sabun terlebih dahulu. Jika di rumah anak-anak sudah terbiasa dengan
hidup sehat dan mengkonsumsi panganan sehat, kemungkinan besar mereka tidak
akan lagi mengkonsumsi jajanan yang mengandung bahan berbahaya tersebut.
2. Bekali
anak Anda dengan panganan sehat
Bekali anak dengan panganan
yang sehat dan akan lebih baik lagi jika Anda para Ibu-ibu sendiri yang
membuatnya. Buat variasi menu bekal tersebut agar Anak tidak bosan dengan bekal
yang Anda buat. Tampilan dan rasanya juga usahakan yang disukai oleh anak-anak
agar mereka tertarik untuk mengkonsumsinya. Bila Anak sudah cukup besar,
tanyalah langsung kepada anak Anda panganan apa yang ia sukai. Selain harus
tetap memperhatikan proses memasaknya, seperti cuci tangan sebelum memasak,
pastikan panganan yang anak Anda konsumsi cukup nutrisinya.
3. Batasi memberikan
uang
saku
Dengan
memberikan uang saku yang berlebihan, akan mendorong anak untuk konsumtif.
Mereka akan merasa memiliki kemampuan untuk membeli apapun yang diinginkan,
meskipun berbahaya bagi kesehatannya. Karena itu sebaiknya batasi uang saku,
agar ia membeli hanya sesuai kebutuhannya
saja.
4.Menjelaskan bahaya
jajan
sembarang
Anak
jaman sekarang sering kali tidak bisa menerima begitu saja larangan yang
diberikan orang tuanya. Karena itulah perlu memberikan penjelasan yang bisa
dimengerti mereka mengapa dilarang membeli jajanan atau makanan sembarangan.
Penjelasan sederhana, sebaiknya juga di beri gambaran atau contoh kongkrit,
seperti banyaknya berita TV anak mengalami diare, maka anak akan memahami dan
akhirnya mau menghindarinya.
Selain
orang tua, pihak sekolah juga bisa turut membantu mengurangi konsumsi jajanan
yang berbahaya tersebut. Orang tua bisa mengusulkan kepada pihak sekolah agar
menyediakan kantin sekolah yang menjual jajanan yang disukai oleh siswa namun
bebas dari bahan-bahan berbahaya. Selain itu sekolah harus selalu memberikan
pengarahan dan pengertian kepada para siswa tentang akibat yang bisa
ditimbulkan apabila mengkonsumsi jajanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya
dan juga selalu mengingatkan cuci tangan pakai sabun sebelum mengkonsumsi
jajanan di sekolah.
Kesehatan
itu penting,apalagi untuk buah hati kita yang kelak dapat menjadi penerus
bangsa,maka dari itu sebagai Ibu-ibu harus memberikan asupan yang
menyehatkan,terbaik,dan kualitas yang bagus.
6.
6.Kebijakan
Pemerintah terhadap permasalahan Gizi anak di Indonesia Penyelenggaraan program
makan di TK/PAUD
Pentingnya pengetahuan gizi dan
kualitas kesehatan anak usia dini secara langsung berpengaruh pada perkembangan
dan kebutuhan anak. Salah satu kebutuhan anak adalah kebutuhan gizi atau asupan
makanan bergizi, karena faktor gizi sangat menentukan perkembangan dan
pertumbuhan anak.Dalam sebuah penelitian yang dilakukan dinyatakan bahwa pemberian
makanan yang sehat dan berprotein akan mempengaruhi perkembangan kognitif anak
selanjutnya menurut broom(2005) apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi
irama pertumbuhan ukuran badan dan ketahanan terhadap penyakit.Dengan
pentingnya kesehatan dan gizi bagi anak maka PAUD Pembina amen mengadakan
program makan bersama di PAUD dengan menggunakan metode deskriptif
naturalistik.Program ini dilaksanakan seminggu sekali dengan sajian menu yang
berbeda.makanan yang diberikan merupakan makanan yang ditelah di nilai,nilai
gizinya.
- Tujuan
penyelenggaraan makan bersama di PAUD
Dengan diselenggarakan makan bersama di PAUD
dapat memberikan dampak positif kelebihannya adalah dapat memberikan motivasi
bagi anak dan guru dalam melaksanakan pola hidup sehat,dapat membimbing anak
dalam mengenalkan berbagai jenis makanan yang bergizi,dapat menciptakan
kebersamaan,mengajarkan tata cara makan,dapat mengenalkan dan membudayakan
jenis-jenis dari makanan.
- Fungsi penyelengaraan makanan di TK
a.
Menambah konsumsi
zat gizi anak dalam menu makanan sehari-hari.
b. Mendidik
sopan santun dalam acara makan bersama,
c.
Memupuk
kebersamaan
d. Melatih anak
makan berbagai jenis makanan serta hidangan bergizi
e.
Melatih anak
mandiri,dalam hal ini makan sendiri.
f.
Melatih anak
menggunakan peralatan makan yang benar
Perlu
di ingat bahwa anak usia TK ini amat memerlukan makanan yang bergizi untuk
pertumbuhan tubuhnya.Juga bahwa melalui pemberian makan disekolah,anak yang
sulit makan atau tidak suka makan,seringkali menjadi mau makan karena suasana
lingkungan dan ada teman disekolah.
- Syarat
makanan di TK
Secara
umum hal yang harus diperhatikan dalam penyelengaraan makanan disekolah adalah
:
a.
Mengandung
zat-zat gizi yang dbutuhkan anak.
b.
Higienis dan
tidak membahayakan anak
c.
Mudah dan
praktis dalam pelaksanaan kegiatan makan yaitu mudah dibawa (tidak
tumpah),dapat dimakan dengan cepat (tidak perlu mengupas yang sulit
bertulang/duri halus).
d.
Dibuat sama
jenis hidangan (bisa beberapa jenis ) dan porsi yang standar sehingga cukup
menyenangkan anak.
e.
Efesien dan
mudah dalam pengolah program makan,persiapan,pengolahan dan penyajian.
f.
Memenuhi
syarat-syarat makan anak usia tertentu.
- Tahap-tahap penyelengaraan makan disekolah
a. Persiapan
Tahap persiapan adalah tahap awal yang cukup
memerlukan pemikiran dan usaha dari berbagai pihak yaitu:
1. Kepala
sekolah atau pimpinan sekolah mengatur jadwal kegiatan sekolah dalam hal
penentuan waktu dan lama makan
2. Kepala
sekolah dan staf guru menentukan frekwensi penyelengaraan makan oleh sekolah.
3. Kepala
sekolah dan guru menentukan menu makanan dengan memperhitungkan anggaran yang
tersedia dan bahan makanan yang
ada,tenaga,dan peralatan yang ada serta kesukaan anak dan kemudahan untuk
disantap anak TK.
4. Libatkan
orang tua pada waktu penyelengaraan makan di sekolah.Sebaiknya orang tua
dibertahu mengenai menu makan anak sehingga dapat bekerjasama yaitu :
-
Ikut
menjelaskan mengenai makanan itu untuk kesehatan anak.
-
Memperhatikan
pemberian makanan kepada anak sebelum dan sesudah makan.
Berikut
ini contoh beberapa hidangan:
Makanan
Utama :Nasi,Sop,dan Sayur,bubur ayam,
Nasi,Sayur
Asam dan teri goreng
Makanan
selingan:Bubur kacang hijau,ketan hitam,singkong,jagung muda,pudding,jagung kue,bolu pelagi
5.
Persiapan
guru untuk program makan
Sebaiknya
sebelum makan anak diberi penjelasan mengenai makan maupun cara makan yang
benar.Guru menjelaskan dengan menggunakan alat dan bahan sebenarnya dan media
lainnya.Guru merencanakan ketika menyusun rencana pengajaran sehari atau
beberapa hari sebelumnya,membuat alat peraga,hiasi kelas,lembaran kerja siswa
untuk mewarnai atau menggunting dan sebagainya.
6. Kepala
sekolah menentukan pelaksanaan yaitu tempat pengolahan personel yang
mengerjakan dan pembelian bahan dan persiapan alat-alat.
Berikut ini disajikan contoh perencanaan makanan anak
TK yang sederhana:
-
Langkah
pertama :Penyusunan menu
Berdasarkan informasi,diketahui bahwa daerah setempat
bayak menghasilkan sayuran,kacang-kacangan di samping hasil pertanian lainya
seperti jagung dan singkong.
Contoh perencanaan hidangan untuk anak TK
1)
Berdasarkan
informasi,diketahui bahwa daerah tersebut terdapat bayak menghasilkan sayuran
dan kacang-kacangan serta telur (daerah pegunungan) disampin hasil pertanian
sepeti singkong dan jagung.Menu di susun mengandung
protein,karbonhidrat,vitamin dan mineral.Berdasarkan kebutuhan anak dan bahan
makanan yang menu untuk makan d2 kali seminggu adalah :
Minggu ke Hari ke Jenis hidangan Nama hidangan
|
I I Makanan
utama Nasi putih,Sop
Jagung-telur
4 Makanan
Selingan Bubur kacang
hijau
|
II 1 Makanan
Utama Singkong
kukus,orak arik
Telor
dengan sayur asam
4 Makanan
selingan Lepek jagung
|
III I Manakan
Utam Nasi jagung,sop
sayur dan
Kacang merah
4 Makanan
selingan Ketimus (kue singkong
kukus)
|
IV 1 Makanan
Utama Nasi
putih,sayurasm,dadartelur
4 Makanan selingan Kue mata roda
|
2)
Penghitungan
kebutuhan belanja
Data jumlah anak TK :40
anak,usia:3-6
Berdasarkam menu,dapat dilakukan
belanja atau disiapkan bahan makanan secra bersamaan atau bertahap.Beras,telor
dan bahan yang tahan lama dapat dibeli dalam jumlah yang besar sekaligus.Hanya
sayuran yang perlu dibeli segar untuk dimasak.Hanya sayuran yang perlu dibeli
segar untuk dimasak hari itu.
3)
Pesiapan
alat pengolahan dan alat makan serta alat penghidang berdasarkan jumlah anank
dan jenis hidangan dapat diketahui kebutuhan alat saat ini.
b.Pelaksanaan
1) Pelaksanaan pengolahan makanan
Pada
waktu pengolahan yang amat perlu diperhatikan adalah hal kebersihan bahan,alat
dan cara memasak.Bahan harus bersih dari kotoran dan bagian-bagian yang
berbahaya atau sulit dimakan bagi anak.Misalnya duri,tulang kecil,biji dan
lainya,
2) Pelaksanaan acara makan di kelas
Makanan yang telah dimasak dapat dibagi kepada anak
dengan cara :
a. Diporsikan,disiapkan
daru dari dapur dalam piring-piring dan dibawa keruang kelas atau makanan
bersama wadahnya dibawa kekelas dan diporsikan disana.
b. Anak
mengambil sendiri dari wadah makanan di ruang kelas.
c.Pengawasan
Setiap kegiatan memerlukan pengawasan pada tahap-tahap
kegiatan tersebut.Pengawasan pada waktu pelaksanaanya makan amat
diperlukan,oleh kepala sekolah maupun guru,saat pengolahan makanan dan saat
acara makan dikelas.
d.Penilaian
Penilaian dilakukan untuk semua tahap penyelengaraan
makan,mulai dari perencanaan, pelaksanaan,pengawasannya.Misalnya dapat
dipertanyakan :
-
Apakah menu
baik ?
-
Apakah
makanan disukai anak ?
-
Apakah
pembiayanya tepat ?
Penilaian ditulis dan dibahas
bersama oleh kepala sekolah dan guru serta pengolahan makanan. Kepada orang tua
dapat juga dibahas mengenai penyelenggaraan makan ini.
Indonesia
merupakan negara yang memiliki penduduk terbanyak ketiga setelah Republik
Rakyat Cina (RRC) dan India. Sebagai negara berkembang, indonesia masih
mengalami berbagai permasalahan di dalamnya termasuk masalah tentang gizi
msyarakat Indonesia. Saat ini, bayi yang baru lahir dan memiliki berat yang
rendah masih tetap menjadi masalah dunia khususnya di negara-negara berkembang.
Lebih dari 20 juta bayi di dunia (15,5% dari seluruh kelahiran) mengalami BBLR
(Bayi Berat Lahir Rendah) dan 95 persen diantaranya terjadi di negara-negara
berkembang (Kawai K, dkk. 2011). Jika ditelaah lebih lanjut, secara umum
permasalahan gizi di Indonesia yang hingga saat ini masih belum dapat
terselesaikan ada empat, yakni :
- Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)
- Kurang Vitamin A (KVA)
- Anemia Gizi
- Kurang Energi Protein (KEP)
pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya
Dalam memerangi permasalahan tersebut, misalnya saja masyarakat Indonesia
dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium untuk mengurangi masalah GAKY di Indonesia.
Menurut Dr. Hj. Sri Adiningsih dalam bukunya yang berjudul “Waspadai Gizi
Balita Anda” mengatakan bahwa Yodium adalah zat gizi mikro yang fungsi utamanya
untuk pembentukan hormon tiroid dan hormon tersebut sangat berperan penting
dalam pengaturan tingkat metabolisme basal hingga 50 persen. Kekurangan yodium
dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan timbulnya penyakit gondok,
kretin (kerdil) dan dapat menurunkan tingkat kecerdasan anak. Dalam bukunya
tersebut beliau juga menyebutkan bahwa bahan makanan sumber yodium dapat
diperoleh dari makanan seafood (bahan makanan dari laut), rumput laut, dan
garam beryodium.
Masalah
selanjutnya adalah Kurangnya konsumsi vitamin A di Indonesia. Dan Vitamin
A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email
dalam pertumbuhan gigi (Almatsier,2009). Kekurangan vitamin A biasa disebut
juga xeroftalmia. Xeroftalmia adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan
kekeringan pada selaput lendir atau bagian putih dari mata dan pada selaput bening
atau bagian hitam mata yang berfungsi sebagai jalan masuknya cahaya ke dalam
bola mata (Sitepoe,2008).
Untuk
menyelesaikan masalah kurang vitamin A tersebut, pemerintah Indonesia telah
mencanangkan berbagai program kesehatan seperti diadakannya bulan vitamin A di
puskesmas dan posyandu setiap bulan Februari dan Agustus. Pada bulan-bulan
tersebut posyandu dan puskesmas akan memberikan kapsul vitamin A kepada bayi
dan balita secara gratis. Untuk bayi yang berumur 6-11 bulan akan diberikan
kapsul vitamin A yang berwarna biru yang mengandung vitamin A sebnyak 100.000
SI. Untuk anak balita berumur 1-5 tahun diberikan kapsul vitamin A yang
berwarna merah yang mengandung dosis vitamin A sebanyak 200.000 SI. Untuk bayi
diberikan setahun sekali pada bulan Februari atauAgustus dan
untuk anak balita enam bulan sekali. kapsul vitamin A yang berwarna merah
dengan dosis 200.000 SI juga diberikan kepada ibu menyusui. Dengan begitu
dihrapakn air susu ibu yang dihasilkan akan mengandung vitamin A, sehingga sang
bayi dapat memperoleh asupan vitamin A dari ASI yang dikonsumsinya.
Masyarakat
Indonesia juga masih banyak yang mengalami anemi gizi. Anemi gizi disebabkan
oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, baik
karena kekurangan konsumsi atau karena gangguan absorpsi. Zat gizi yang
bersangkutan adalah besi, protein, piridoksin (vitamin B6) yang berperan
sebagai katalisator dalam sintesa hem di dalam molekul hemoglobin
(Almatsier,2009). Penyebab banyaknya kasus anemi gizi di Indonesia adalah
karena pola konsumsi masyarakat Indonesia yang kurang mengkonsumsi makanan yang
mengandung besi, terutama dalam bentuk besi-hem. Di samping itu pada wanita,
anemi ini sering terjadi karena kehilangan darah saat haid dan persalinan. Oleh
karena itu, permasalahan anemi gizi disini juga menjadi sorotan penting bagi
pemerintah Indonesia karena masalah anami gizi zat besi merupakan faktor
penting (13,8%) penyebab kematian ibu. Dilihat dari permasalahan tersebut,
akhirnya pemerintah mengambil kebijakan dengan cara Meningkatkan kinerja
program gizi dengan memperbaiki management perencanaan, pengadaan, distribusi
dan pengawasan pelaksanaan bantuan 20 Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 Hari
Pertama Kehidupan suplemen tablet besi-folat dan pemberian makan tambahan. Tidak
hanya itu, untuk meningkatkan cakupan sasaran Rencan Aksi Nasional Pangan dan
Gizi, pemerintah juga melakukan kunjungan antenatal 4 kali 95 persen dan
konsumsi 90 tablet besi 85 persen.
Permasalahan
gizi selanjutnya di Indonesia selanjutnya adalah KEP (Kurang Energi Protein)
dimana KEP ini menyerang tidak hanya pada anak-anak saja melainkan juga pada
orang dewasa. Menurut Sunita Almatsier,2009 dalam bukunya yang berjudul
‘Prinsip Dasar Ilmu Gzi” dikatakan bahwa KEP (Kurang Energi Protein) disebabkan
oleh kekurangan makan sumber energi secara umum dan kurang sumber protein. Pada
anak-anak KEP dapat menghambat pertumbuhan dan rentan terhadap penyakit infeksi
serta mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Sedangkan pada orang dewasa,
KEP dapat menurunkan produktivitas kerja dan derajat kesehatan sehingga
menyebabkan rentan terhadap penyakit.
Sebagai
negara berkembang, sesungguhnya tidak hanya keempat permasalahan di atas saja
yang menjadi ‘PR’ bagi pemerintah Indonesia. Permasalahan lain adalah masalah gizi
ganda yang biasa terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Melihat
banyaknya permasalahan gizi yang ada Indonesia, pemerintah Indonesia akhirnya
turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan
menandatangani Deklarasi Milenium yang juga disetujui oleh negara lain yang
tergabung dalam PBB. Deklarasi tersebut berisi komitmen negara masing-masing
dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan Milenium
atau yang biasa disebut MDGs (Millenium Development Goals) pada bulan September
tahun 2000. Target dari deklarasi tersebut adalah tercapainya kesejahteraan
rakyat dan pembangunan masyarakat di tahun 2015. Delapan tujuan MDGs tersebut
adalah sbb :
- Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
- Mencapai pendidikan dasar untuk semua
- Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan
- Menurunkan angka kematian anak
- Meningkatkan kesehatan ibu
- Memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lain
- Memastikan kelestarian lingkungan hidup
- Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Berdasarkan
hasil Survey Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan
pada tahun 2007 Indonesia telah mencapai salah satu indikator Tujuan
Pembangunan Milenium (Millennium Development Goal) yang pertama, yaitu
mengurangi jumlah anak dengan kekurangan berat badan pada usia balita hingga
18,4 persen. Salah satu upaya yang dilakukan pemeirntah adalah Program keluarga
Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan dimana program
tersebut bertujuan untuk membantumengurangi kemiskinan dengan cara meningkatkan
kualitas sumber daya manusia pada kelompok masyarakat sangat
miskin.Selanjutnya, upaya Indonesia untuk mencapai target MDGs tentang
pendidikan dasar dan melek huruf sudah menuju pada pencapaian target 2015
(on-track). Seperti yang diketahui bahwa pemerintah telah mencanangkan program
Wajib Belajar 9 tahun yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2008
dan sekarang ini mulai merintis pembaruan program wajib belajar menjadi 12
tahun. Dewasa ini di Indonesia sudah terlihat kesetaraan gender antara
laki-laki dan perempuan dimana perempuan kini dapat bersekolah hingga ke
jenjang yang lebih tinggi dan dapat memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuannya. Upaya Pemerintah Indonesia dalam menurunkan angka kematian anak
telah menunjukkan angka yang signifikan dari 68 pada tahun 1991 menjadi 34 per
1000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Jika dilihat dari pencapaian pemerintah
tersebut, diharapkan target sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015
diperkirakan dapat tercapai. Upaya menurunkan angka kematian ibu didukung pula
dengan meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dan menurunkan unmet need yang
dilakukan melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi. Tingkat prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di Indonesia,
terutama pada kelompok risiko tinggi, yaitu pengguna narkoba suntik dan pekerja
seks. Jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan di Indonesia meningkat dua kali
lipat antara tahun 2004 dan 2005. Angka kejadian malaria per-1000 penduduk
manurun dari 4,68 pada tahun 1990 menjadi 1,85 pada tahun 2009. Sementara itu,
pengendalian penyakit Tuberkulosis yang meliputi penemuan kasus dan pengobatan
telah mencapai target .
Untuk
menuju ke arah MDGs tersebut di atas pemerintah Indonesia telah ikut serta
dalam gerakan global yang berada di bawah kordinasi Sekretaris Jendral PBB yang
bernama “Scaling Up Nutrition (SUN) Movement” Gerakan ini mengacu pada
sasaran tujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Dimana gerakan ini bertujuan meningkatkan
penanganan masalah gizi, dengan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu
janin dalam kandungan, bayi dan anak usia 6 – 23 bulan, termasuk ibu hamil dan
ibu menyusui. Keikutsertaan Indonesia dalam gerakan global tersebut dimulai
bulan Desember tahun 2011, yang selanjutnya Sekjen PBB menunjuk Deputi Bidang
SDM dan Kebudayaan – Bappenas menjadi anggota Lead Group SUN Movement.
Terdapat 4 indikator untuk menilai capaian dari pelaksanaan SUN Movement yang
telah ditetapkan oleh SUN Movement Secretariat, yaitu:
- Meningkatkan partisipasi pemangku kepentingan
dalam berbagai pengalaman pelaksanaan
- Terjaminnya kebijakan yang koheren dan adanya
kerangka legalitas program
- Menyelaraskan program-program sesuai dengan
kerangka program SUN Movement
- Teridentifikasinya sumber-sumber pembiayaan.
dari ketetapan tersebut di atas, Indonesia telah
melakukan pencapaian berdasarkan keempat indikator tersebut yang dimulai dengan
penyusunan dokumen kerangka kebijakan dan Pedoman Perencanaan Program Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi, Pelaksanaan soft launching Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi pada tanggal 19 September 2012 yang dipimpin oleh
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Penetapan Peraturan
Presiden No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
tanggal 24 Mei 2013 hingga melakukan kegiatan sosialisasi tentang Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang diadakan baik di tingkat pusat maupun
daerah. Menurut Perpres No.42 Tahun 2013 pasal (1), dikatakan bahwa Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi adalah upaya bersama antara pemerintah dan
masyarakat melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan
secara terencana dan terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat prioritas
pada seribu hari pertama kehidupan. Disebutkan pula pada pasal (2) bahwa tujuan
umum Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dimaksudkan untuk percepatan
perbaikan gizi masyarakat prioritas pada seribu hari pertama kehidupan.
Peraturan Presiden (Perpres) No 42 tahun 2013 merupakan kebijakan terintegrasi
dalam rangka perbaikan gizi dengan fokus pada kelompok 1000 hari pertama
kehidupan meliputi 270 hari masa kehamilan dan 730 hari hingga anak usia 2
tahun. Penetapan peraturan tersebut juga merupakan bentuk tanggung jawab
pemerintah dalam peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
peningkatan status gizi dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia Indonesia
yang sehat, cerdas, dan produktif. Berbagai program telah dilakukan oleh
pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuan MDGs tersebut.
Dari Peraturan Presiden (Perpres) No.42 tahun 2013
tersebut sudah banyak program-program yang dicanangkan untuk mencapai tujuan
MDGs di Indonesia. Namun, program-program tersebut tidak akan terlaksana dengan
baik apabila tidak adanya dukungan atau reaksi positif dari seluruh komponen
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan agar seluruh komponen
masyarakat Indonesia ikut berpartisispasi aktif dalam proses pencapaian tujuan
MDGs untuk mewujudkan perbaikan gizi di Indonesia yang semakin baik.
Dengan begitu kesejahteraan di Indonesia akan semakin meningkat.
Gambar Menu Makanan
Sehat
Sumber:
Santoso,Soegeng dan Anne les ranti.2009.Kesehatan dan
gizi.Jakarta:Rineka Cipta
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/12/31/dampak-bahaya-jajanan-anak-sd-426194.html